Minggu, 06 September 2009

Tak Lagi Cuci Gudang


stilah cuci gudang tak lagi populer menjelang Liga Super 2009/2010. Klub kini cenderung mengandalkan para pemain lamanya untuk menjamin soliditas tim.

Budaya cuci gudang pemain pada awal kompetisi kini mulai tersisih. Klub berpikir rasional dengan hanya melakukan sedikit renovasi. Mereka memilih meneruskan jasa mayoritas pemain lama. Kondisi ini jelas berbeda dari sebelumnya yang mana klub kerap merombak amunisi secara mendasar. Persib Bandung, misalnya. Maung Bandung –julukan Persib– mengklaim hanya menukar 30% amunisi yang dinilai kurang menjanjikan.

CEO PT Persib Bandung Bermartabat Umuh Moechtar mengaku, klub harus mempertahankan soliditas musim lalu. ”Mengganti seluruh pemain bukan keputusan bijak meski kami gagal juara. Tapi, apa yang dicapai musim lalu cukup menjanjikan. Kami tinggal mempertahankan soliditas itu sehingga tetap mempertahankan 70% dari 24 pemain lama. Persib hanya mengganti pemain yang tidak bagus. Kami berharap pemain tidak lagi membutuhkan waktu lama untuk saling menyesuaikan,” papar Umuh kemarin.

Musim ini Persib tak lagi menggunakan jasa striker Zaenal Arif dan pemain belakang Nyeck Nyobe Clement. Untuk mempertajam lini depan, manajemen klub mengontrak striker langganan timnas Budi Sudarsono.

”Kami harus menjaga kondisi mental pemain yang sudah terbentuk. Kami tinggal mencari dua pemain untuk melengkapi jumlah 22. Yang jelas, pemain jauh lebih kompak kalau tidak banyak mengalami perubahan,” ujar Umuh, sembari menambahkan Persib telah menyiapkan Christian Rene Martinez sebagai pengganti Nyeck Nyobe.

Bukan hanya Maung Bandung, Pelita Jaya juga mempertahankan komposisi 80% pemain lama. Juara Liga Super 2008/2009 Persipura Jayapura bahkan memperpanjang kontrak 95% amunisi musim lalu. Mereka hanya mengeliminasi David Da Rocha, Ernest Jeremiah, Ardiles Rumbiak, dan Heru Nerly.

Sebagai gantinya, Mutiara Hitam merekrut Erol Iba, Hendra Ridwan, dan John Scarlet. Pelatih Persipura Jacksen F Tiago mengungkapkan, kebijakan tidak mengganti pemain membawa dampak positif. ”Kami masih solid dan optimistis bisa bersaing musim depan. Pemain kami rata-rata masih muda dan memiliki potensi untuk terus berkembang. Persipura mengganti pemain yang kehilangan motivasi. Kan kami ingin mempertahankan status juara. Komposisi kami sudah lengkap meski Alberto Goncalves dan Gerald Pangkali belum berlatih,” ujarnya.

Komposisi Mutiara Hitam tidak banyak mengalami perubahan sejak 2006 saat Divisi Utama menjadi kasta tertinggi. Selang setahun, Persipura jadi semifinalis Liga dan runner up Piala Indonesia hingga juara Liga Super 2008/2009. Kebijakan serupa dianut Sriwijaya FC (SFC). Laskar Wong Kito mempertahankan 16 dari 26 pemainnya. Pelatih SFC Rahmad ‘RD’ Darmawan menyatakan, klub menjadi stabil dengan tidak melakukan perubahan mendasar.

”Kami juga memiliki alasan sama untuk tidak merombak pemain. Dengan komposisi sama, tahun lalu kami juara Copa Indonesia. Kami tidak ingin merusak karakter dan ritme tim yang selama ini sudah terbentuk, tapi sedikit perubahan tetap dilakukan,” tandas RD.
[wahyu argia/sindo]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar